Makan sore hari ini ditemani
oleh Metha, Dini, dan Reza di sebuah warung nasi goreng pinggir jalan dekat
tempat biasa kami latihan. Tak perlu beberapa lama hanya sekitar 10 menit kami
sudah sampai di tempat makan, memang di dekat tempat latihan kami sangat banyak
kuliner yang biasa kami kunjungi dan kami nikmati sekaligus melepas penat dan
capek setelah mencuci alat tadi.
Kami kali ini memilih nasi
goreng sebagai menu pilihan dan tiddak hanya itu meskipun tempatnya berada di
pinggir jalan tapi tempat makan ini seperti tempat makan pada umumnya, ada
meja, sendok, garpu, tisu, dan yang paling istimewa dari tempat ini adalah ada
televisi nya hahahaha, sehingga sembari menunggu antrean kami bisa duduk dan
menikmati tontonan yang ada. Reza, Metha, dan Dini memesan nasi goreng tapi
tidak untukku, karena aku memesan mie goreng. Aku memang tidak begitu terlalu
suka nasi goreng karena nasinya yang pera dan bisa dibilang juga dirumahku pun
ada nasi jadi bisa dibilang aku tidak mau merasakan makanan dengan rasa yang
sama.
Tak lama setelah kami
memesan datanglah seorang pengemis perempuan dengan membawa bayi yang menurutku
berumur sekitar 10 – 12 bulan, bayi laki-laki yang lucu dan sangat kasihan aku
melihatnya sehingga membuatku iba dan ingin memberinya uang untuk ibu dan bayi
tersebut. Tapi saat aku akan mengeluarkan uangku tiba-tiba tangan Metha
menghentikan tanganku.
“Jangan ci” katanya.
“Loh kenapa? Kan kasihan
tha” tanyaku.
“Lu gatau ya isu yang
beredar sekarang? Tentang pengemis yang membius bayi yang dibawanya” katanya
dengan ketus. Lalu dia memberikan handphone
nya kepadaku yang ternyata berisi artikel tentang pengemis yang memang sudah
disimpannya di browser opera mini nya.
Dan setelah aku mebaca
artikel tersebut sampai habis, aku baru sadar bahwa bayi yang dibawa pengemis tadi
hanya diam saja dan tidak bergerak sama sekali. Meskipun aku pikir bahwa bayi
tersebut tidur tapi seperti ada sesuatu yang ganjal, seperti tidur dalam
keadaan yang tidak bergerak atau tidak bernapas. Didalam artikel tersebut
dijelaskan bahwa bayi tersebut diberikan heroin atau vodka agar bisa diam dan
tenang selama dibawa oleh si pengemis dan terkadang bayi tersebut sudah tidak
bernyawa lagi karena organ bayi yang memang tidak kuat untuk mengonsumsi
bahan-bahan tersebut. Jadi sudah menjadi risiko si pengemis untuk terus membawa
bayi tersebut sampai malam hari.
Lalu sebenarnya apa yang
harus kita lakukan? Mungkin jawabannya cukup sederhana, kita harus lebih
berhati-hati dalam memberikan uang kepada pengemis karena hal tersebut akan
menciptakan pengemis-pengemis baru yang malas bekerja untuk mencari uang. Lalu
bagaimana jika kita ingin bersedekah? Akan lebih tepat sasaran jika kita
mengamalkannya di masjid, lembaga-lembaga sosial, panti asuhan, atau lamzi.
Padahal para pengemis masih
termasuk usia produktif untuk bekerja yang halal untuk membiayai kehidupan
mereka. Dan juga dalam Islam tidak mengajarkan kita untuk mengemis atau
meminta-minta, karena Islam mengajarkan kita untuk bekerja keras dan berusaha
dalam mencapai sesuatu. Pengemis atau ‘tukang minta-minta’ pun berbeda dengan
Janda, Anak Yatim, Fakir Miskin, dan lain-lain. Pengemis akan menghalalkan
segala sesuatu termasuk membuat iba orang yang melihatnya agar mau
memberikannya uang dan terus hidup dalam kemalasan.
Indonesia negeri yang penuh
penipuan, kebohongan, kekerasan, dan semua hal buruk lainnya, tapi bukan
berarti negeri ini tidak ada orang baik karena aku percaya jika menjadi orang
baik atau kaya itu mudah, maka akan sangat banyak orang baik dan kaya yang akan
salaing bahu-membahu menjadikan negeri ini negeri yang lebih baik lagi.
Dan itu menjadi tugas kita
sebagai generasi muda.
Bersambung......
Sampai ketemu hari Kamis, 12 Maret 2015
No comments:
Post a Comment