Assalamualaikum, kali ini didieuwae akan menjelaskan artikel tentang Decision Support System (DSS). Semoga dapat berguna bagi pengetahuan kita semua.
Dalam proses manajemen
teknologi sangatlah membantu dalam proses kerja seorang manajer, karena itu
terciptalah Decision Support System
(DSS). Decision Support System (DSS) merupakan sebuah sistem yang di
tujukan untuk mempermudah atau mempercepat seorang manager dalam mengambil
suatu keputusan. DSS merupakan sebuah komputer berbasis sistem informasi yang
mendukung bisnis maupun organisasi pengambilan keputusan.
DSS pada
tahun 1971, istilah DSS sendiri diciptakan oleh G. Anthony Gorry dan
Michael S. Scott Morton, keduanya professor MIT. Mereka merasa perlunya
suatu kerangka kerja untuk mengarahkan aplikasi computer kepada pengambilan keputusan
manajemen dan mengembangkan apa yang telah dikenal sebagai Gorry and Scott
Morton Grid.
Sesuai
dengan namanya DSS atau Sistem Penunjang Keputusan tujuan yang dicapai dari DSS
adalah membantu manajer untuk membuat keputusan dalam memecahkan suatu masalah
semi-terstruktur. Juga meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan manajer.
Agar
berhasil mencapai tujuannya maka sistem tersebut harus:
(1) Sederhana
(2) Mudah untuk dikontrol
(3) Mudah beradaptasi
(4) Lengkap pada hal-hal
penting
(5) Mudah digunakan
Dalam pengambilan keputusan terdapat beberapa
langkah – langkah yang harus dilewati sebelum mengambil suatu keputusan.
1.
Intelligence
= kegiatan untuk mengenali masalah, kebutuhan
atau kesempatan
2.
Design
= cara-cara untuk memecahkan masalah / memenuhi
kebutuhan
3.
Choice
= memilih alternatif keputusan yang terbaik
4.
Implementasi
yang disertai dengan pengawasan dan koreksi
yang diperlukan
Komponen
yang ada pada DSS, yaitu :
1.
Data
Management. Termasuk database, yang
mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software
yang disebut Database Management Systems (DBMS).
2.
Model Management. Melibatkan model
finansial, statistikal, management science, atau berbagai model kuantitatif
lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan analitis, dan
manajemen software yang diperlukan.
3. Communication
(dialog subsystem). User dapat berkomunikasi
dan memberikan perintah pada DSS melalui subsistem ini. Ini berarti menyediakan
antarmuka.
4. Knowledge
Management. Subsistem optional ini
dapat mendukung subsistem lain atau bertindak sebagai komponen yang berdiri
sendiri.
Contoh
dari DSS adalah untuk penanganan jalan Lintas Timur Sumatera
Jaringan jalan utama di Pulau Lintas Timur Sumatera dibentuk oleh tiga jalan utama yaitu Lintas Timur, Lintas Tengah dan Lintas Barat. Pada Jalan Lintas Timur Sumatera, banyak terdapat ruas jalan dalam kondisi rusak ringan dan rusak berat yang sewaktu-waktu berpotensi terputus.
Jaringan jalan utama di Pulau Lintas Timur Sumatera dibentuk oleh tiga jalan utama yaitu Lintas Timur, Lintas Tengah dan Lintas Barat. Pada Jalan Lintas Timur Sumatera, banyak terdapat ruas jalan dalam kondisi rusak ringan dan rusak berat yang sewaktu-waktu berpotensi terputus.
Kerusakan
jalan yang progresif terjadi karena terlambatnya penanganan perbaikan dan
terbatasnya dana. Selama ini penanganan Jalan Lintas Timur dilakukan secara
manual sehingga diperlukan sistem informasi yang membantu penanganan dalam
membuat sebuah keputusan.
Akhirnya karena berkembangnya teknologi terciptalah aplikasi LTDSS (Lintas Timur Decision Support System) merupakan aplikasi Decision Support System (DSS) untuk penanganan jalan Lintas Timur Sumatera. Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan Visual Basic 6.0, Ms. Access 2000 dan Crystal Reports 8.5.
Aplikasi
LTDSS membutuhkan input berupa data ruas, data seksi, data kondisi, data lalu lintas,
data perencanaan serta data biaya. Proses yang dilakukan mengacu pada MAK
(Metode Analisis Komponen). Output yang dihasilkan berupa alokasi dana tiap
propinsi dan jenis penanganan jalan untuk tiap ruas serta dapat diketahui umur
layan dari jalan yang ditinjau. Aplikasi ini lebih mirip seperti GPS, namun
lebih terspesifikasi untuk daerah Sumatra.
Contoh
kedua dari DSS adalah Aplikasi DSS untuk peningkatan produktivitas
Hotel Bintang 3 di Surabaya menggunakan AHP dan OMAX Produktivitas atau perbandingan antara input
dan output merupakan salah satu alat yang berpengaruh dalam menentukan
profitabilitas dan daya saing dalam perusahaan.
Hotel
perlu melakukan pengukuran produktivitas kerja supaya dapat bertahan dan
bersaing dalam efisiensi dan efektivitas dengan hotel-hotel yang lain.
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi tersebut, maka perlu adanya suatu sistem yang dapat membantu dalam mengukur produktivitas kerja dari departemen-departemen yang ada.
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi tersebut, maka perlu adanya suatu sistem yang dapat membantu dalam mengukur produktivitas kerja dari departemen-departemen yang ada.
Aplikasi
dari sistem tersebut adalah sebuah aplikasi DSS dengan menggunakan metode
Analytical Hierarchy Proccess (AHP) untuk pembobotan dan Objectives Matrix
(OMAX) untuk pengukuran produktivitas. Hasil dari aplikasi yang dibuat adalah
berupa informasi mengenai kriteria-kriteria apa saja yang mempengaruhi kinerja
hotel. Sehingga hal tersebut dapat membantu seorang manajer dalam mengambil sebuah
keputusan.
Contoh
ketiga dari DSS adalah sebuah aplikasi untuk kelayakan proposal kredit Bank
Rakyat Indonesia, Sekarang
ini karena banyaknya perusahaan ataupun pengusaha yang mengajukan kredit ke
Bank membuat bank tersebut harus lebih meningkatkan kualitas pelayanan terhadap
nasabah.
Sebagai
contoh : Pemberian Kredit Bank Rakyat Indonesia dimana BRI memberikan kredit
kepada debitur tetapi melalui proses yang harus dilalui. Penyaluran kredit yang
berhasil akan membawa keuntungan yang besar bagi bank. Oleh karenanya BRI harus
benar-benar hati-hati dalam menyalurkan kreditnya. Sebelum menyalurkan kredit
kepada seorang calon debitor, BRI harus menilai dulu kelayakan proposal kreditnya.
Dengan adanya perkembangan teknologi komputer di bidang sistem informasi dirancanglah suatu Sistem Pendukung Keputusan Spesifik (Specific Decision Support Systems) SDSS yang dirancang dengan cara cepat (Quick Hit) dan pendekatan secara interaktif.
Rancangan
SDSS (Specific Decision Support Systems) ini menggunakan perangkat lunak
Clipper 5.2 sebagai DSS Tools atau peralatan DSS-nya.
Berdasarkan hasil uji coba sistem, dapat disimpulkan bahwa aplikasi SDSS ini sangat membantu dan memudahkan pihak pengambil keputusan dalam tugasnya menilai layak atau tidaknya proposal kredit tersebut.
Berdasarkan hasil uji coba sistem, dapat disimpulkan bahwa aplikasi SDSS ini sangat membantu dan memudahkan pihak pengambil keputusan dalam tugasnya menilai layak atau tidaknya proposal kredit tersebut.
No comments:
Post a Comment