Tuesday, 24 February 2015

Kisah Si Sulung dan Si Bungsu

Assalamualaikum kali ini mau berbagi cerita tentang kakak beradik si sulung dan si bungsu. Semoga cerita ini dapat memberikan motivasi dan inspirasi bagi kita semua. Amin! Berikut ceritanya.

Pada suatu hari terdapat seorang kaya yang dalam keadaan sakit berat dan sekarat, karena kata dokter, tidak lama lagi dia akan meninggal. Karena merasa hidupnya sudah tidak lama lagi, maka dia memberi pesan kepada dua anaknya, yaitu si Arman dan Armin, bahwa mereka akan diberikan perusahaan untuk dikelola mereka sendiri masing-masing satu.

Ayah mereka berkata,” Arman dan Armin, kalian berdua akan saya berikan masing-masing satu perusahaan untuk di kelola. Kalian harus mengelola perusahaan tersebut sebaik-baiknya. Namun ada dua syarat agar kalian bisa sukses seperti Ayah dalam mengelola perusahaan, yaitu jangan pernah pergi bekerja kena sinar matahari dan jangan pernah menagih hutang.”

Lalu Ayah mereka meninggal, maka Arman dan Armin yang menggantikan Ayah mereka memimpin dan mengelola perusahaan. Sedangkan Ibu mereka, pulang ke kampung halaman dan membiarkan anak-anaknya mengelola dan melanjutkan perusahaan Ayahnya, karena hal itu merupakan pesan dari Almarhum Ayahnya.

Singkat cerita, dua tahun kemudian Ibu mereka datang ke kota dan pergi ke rumah si Arman yang merupakan anak tertua. Lalu ibunya bertanya kepada Arman

Ibu      : ”Bagaimana perusahaan yang diberikan Ayah kepadamu..?”
Arman : ”Bangkrut …!!” 
Ibu      : ”Kok bisa bangkrut..?” 
Arman : ”Saya mengikuti nasihat Ayah, jangan pernah pergi bekerja terkena sinar matahari. Karena saya tidak bisa menyetir mobil dan saya hanya bisa mengemudikan sepeda motor, maka saya naik taksi dari rumah ke kantor, sehingga uang untuk taksi begitu besar dan pengeluaran untuk itu saya bebankan perusahaan. Lalu saya ikut pesan Ayah yang kedua, jangan pernah menagih hutang, sehingga hutang-hutang pelanggan, tidak pernah saya tagih dan modal habis Bu?!” 
Ibu       : "Ckckck!!" (sambil geleng-geleng kepala)

Esok harinya Ibunya pergi ke rumah Armin anak keduanya, setelah bertemu dengan Armin Ibunya bertanya

Ibu      : ”Gimana Armin, abangmu si Arman bangkrut, kamu gimana?”
Armin : ”Wah... Bisnis saya semakin maju Bu, perusahaan semakin besar dan bertambah assetnya lima kali dari yang Ayah berikan kepada saya”
Ibu      : ”Kok bisa begitu?”
Armin  : ”Saya mengikuti pesan Ayah sebelum meninggal, yaitu saya tidak pernah kena sinar matahari, karena saya pergi bekerja pagi hari sebelum matahari bersinar dan pulang bekerja pada saat matahari sudah terbenam. Jadi saya tidak pernah kena sinar matahari. Lalu saya mengikuti pesan Ayah yang kedua, dimana saya tidak pernah menagih hutang, karena saya tidak sering memberikan hutang kepada pelanggan saya dan kalaupun saya memberikan hutang, kepada pelanggan yang benar-benar mempunyai rasa tanggung jawab untuk membayar hutang, dapat dipercaya dan memiliki karakter yang benar-benar baik. Tapi itu hanya 1 % dari pelanggan saya, yang pembayarannya tidak secara cash. Sehingga saya tidak pernah menagih hutang, karena sesuai dengan pesan Ayah.” 
Ibu    : "Alhamdulillah" (sambil tersenyum puas dengan keberhasilan anak keduanya)

Makna dari cerita ini, bahwa modal dari keberhasilan atau kesuksesan baik itu sebagai karyawan ataupun sebagai entrepreneur, harus giat dalam bekerja dan tetap semangat. Berusaha untuk bangun pagi hari, karena sedetikpun waktu adalah pedang dan sangat berharga dalam hidup ini dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, agar setiap cita-cita dan keinginan dapat tercapai.

Banyak menggali ilmu, karena dalam agama pun kita dianjurkan untuk mencari ilmu hingga ke Negeri Cina agar kita dapat memperoleh ilmu sebanyak-banyaknya dan dapat memanfaatkannya dengan baik.

No comments: