Thursday 5 March 2015

CI(n)THA - Pengemis Dengan Kejahatannya



Makan sore hari ini ditemani oleh Metha, Dini, dan Reza di sebuah warung nasi goreng pinggir jalan dekat tempat biasa kami latihan. Tak perlu beberapa lama hanya sekitar 10 menit kami sudah sampai di tempat makan, memang di dekat tempat latihan kami sangat banyak kuliner yang biasa kami kunjungi dan kami nikmati sekaligus melepas penat dan capek setelah mencuci alat tadi.
Kami kali ini memilih nasi goreng sebagai menu pilihan dan tiddak hanya itu meskipun tempatnya berada di pinggir jalan tapi tempat makan ini seperti tempat makan pada umumnya, ada meja, sendok, garpu, tisu, dan yang paling istimewa dari tempat ini adalah ada televisi nya hahahaha, sehingga sembari menunggu antrean kami bisa duduk dan menikmati tontonan yang ada. Reza, Metha, dan Dini memesan nasi goreng tapi tidak untukku, karena aku memesan mie goreng. Aku memang tidak begitu terlalu suka nasi goreng karena nasinya yang pera dan bisa dibilang juga dirumahku pun ada nasi jadi bisa dibilang aku tidak mau merasakan makanan dengan rasa yang sama.

Tak lama setelah kami memesan datanglah seorang pengemis perempuan dengan membawa bayi yang menurutku berumur sekitar 10 – 12 bulan, bayi laki-laki yang lucu dan sangat kasihan aku melihatnya sehingga membuatku iba dan ingin memberinya uang untuk ibu dan bayi tersebut. Tapi saat aku akan mengeluarkan uangku tiba-tiba tangan Metha menghentikan tanganku.
“Jangan ci” katanya.
“Loh kenapa? Kan kasihan tha” tanyaku.
“Lu gatau ya isu yang beredar sekarang? Tentang pengemis yang membius bayi yang dibawanya” katanya dengan ketus. Lalu dia memberikan handphone nya kepadaku yang ternyata berisi artikel tentang pengemis yang memang sudah disimpannya di browser opera mini nya.
Dan setelah aku mebaca artikel tersebut sampai habis, aku baru sadar bahwa bayi yang dibawa pengemis tadi hanya diam saja dan tidak bergerak sama sekali. Meskipun aku pikir bahwa bayi tersebut tidur tapi seperti ada sesuatu yang ganjal, seperti tidur dalam keadaan yang tidak bergerak atau tidak bernapas. Didalam artikel tersebut dijelaskan bahwa bayi tersebut diberikan heroin atau vodka agar bisa diam dan tenang selama dibawa oleh si pengemis dan terkadang bayi tersebut sudah tidak bernyawa lagi karena organ bayi yang memang tidak kuat untuk mengonsumsi bahan-bahan tersebut. Jadi sudah menjadi risiko si pengemis untuk terus membawa bayi tersebut sampai malam hari.
Lalu sebenarnya apa yang harus kita lakukan? Mungkin jawabannya cukup sederhana, kita harus lebih berhati-hati dalam memberikan uang kepada pengemis karena hal tersebut akan menciptakan pengemis-pengemis baru yang malas bekerja untuk mencari uang. Lalu bagaimana jika kita ingin bersedekah? Akan lebih tepat sasaran jika kita mengamalkannya di masjid, lembaga-lembaga sosial, panti asuhan, atau lamzi.
Padahal para pengemis masih termasuk usia produktif untuk bekerja yang halal untuk membiayai kehidupan mereka. Dan juga dalam Islam tidak mengajarkan kita untuk mengemis atau meminta-minta, karena Islam mengajarkan kita untuk bekerja keras dan berusaha dalam mencapai sesuatu. Pengemis atau ‘tukang minta-minta’ pun berbeda dengan Janda, Anak Yatim, Fakir Miskin, dan lain-lain. Pengemis akan menghalalkan segala sesuatu termasuk membuat iba orang yang melihatnya agar mau memberikannya uang dan terus hidup dalam kemalasan.
Indonesia negeri yang penuh penipuan, kebohongan, kekerasan, dan semua hal buruk lainnya, tapi bukan berarti negeri ini tidak ada orang baik karena aku percaya jika menjadi orang baik atau kaya itu mudah, maka akan sangat banyak orang baik dan kaya yang akan salaing bahu-membahu menjadikan negeri ini negeri yang lebih baik lagi.
Dan itu menjadi tugas kita sebagai generasi muda.

Bersambung......
Sampai ketemu hari Kamis, 12 Maret 2015

No comments: