Thursday 19 February 2015

CI(n)THA - First Day

Kring...! Kring...! Kring...! Bunyi alarmku berbunyi dan membuatku terbangun pukul 5 pagi. Seperti biasa, aku tak bisa langsung bangun dan dengan sigap langsung mencuci muka, aku selalu ngulet di kasur sambil mengumpulkan nyawa yang ada. Setelah ngulet pun aku terbiasa untuk mengecek handphone sekedar hanya untuk melihat pesan yang masuk selama aku tertidur semalam.
Tok tok tok...! Pintuku diketuk dan aku tahu siapa yang mengetuknya.
“Cipta...! Bangun, salat subuh langsung mandi jangan tidur lagi nanti malah terlambat ke sekolah. Cipta...! Bangun....!” kata mamaku dengan volume suara yang keras bahkan bisa membuat seisi rumah terbangun, padahal aku adalah orang kedua yang dibangunkan oleh mamaku setelah ayahku.
“Iya ma” kataku
Hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah setelah liburan semester kemarin. Aku berdiri dan bersiap untuk salat subuh dan mandi. Baju putih dan celana putih yang aku pakai setelah mandi ini terasa lebih sempit dari semester kemarin. Mungkin karena liburan semester aku hanya makan, tidur, dan latihan Marching Band.

Tapi jika dipresentasikan makan 50%, tidur 20%, dan latihan 30%. Jadi tidak heran seragam yang aku pakai terasa lebih sempit dari biasanya. Ya, tentu saja latihan di Marching Band yang aku ikuti tidak mengenal kata libur bahkan disaat bertepatan dengan tanggal merah dan pekan ujianpun aku tetap harus latihan Marching Band, mungkin ini termasuk salah satu perjuangan anak Marching Band terlebih Marching Band ku harus tetap menjaga reputasinya.
Aku lihat jam sudah menunjukkan pukul 06.10 dan siap untuk berangkat ke sekolah naik bis yang biasa aku naiki. Hari ini aku resmi menjadi siswa kelas XI SMA, dimana kelas XI menurutku adalah masa yang paling menyenangkan di sekolah. Buku pelajaran berkurang karena sudah kearah jurusan, liburan study tour yang hanya ada di kelas XI, dan tidak ada lagi kata ‘dikerjai’ oleh senior karena senior fokus untuk Ujian Nasional terlebih ada siswa yang lebih baru untuk menjadi sasaran empuk hahaha.
Sesampainya di gerbang sekolah ada suara yang tak asing memanggilku.
“Cici” sahut Reza teman satu sectionku di Mellophone yang kebetulan satu sekolah denganku dan dia juga menjadi teman yang paling dekat denganku.
“Apa?” tanyaku
“Gua pinjem dasi, ada? Tuh lihat ada Bu Raida, gua mana bisa masuk kalo gak ada dasi, gua kan udah banyak poin Ci. Ada kan Ci? Ada kan?” katanya dengan nada yang memelas.
“Iya, iya nih pake aja” aku memang terbiasa membawa dasi dua dan topi dua, hanya untuk berjaga-jaga dalam keadaan darurat dan inilah keadaan daruratnya.
“Lagi itu ibu-ibu demen banget sih ngadain inspeksi mendadak begini, biasanya juga tuh orang masih nonton Spongebob di ruang guru” katanya dengan ketus.
“Salah! Jam segini mah bukan Spongebob tapi Dora. Ya wajar lah namanya juga kesiswaan, lagi lu ada-ada aja udah tau hari pertama masuk sekolah malah nyari masalah” kataku dan bermaksud untuk menyindirnya.
“Iya iya maaf hehehe makasih ya Cici, hahaha” sembari mengambil dasi dari tanganku.
Aku sedikit kesal jika ada orang yang memanggilku begitu, tapi aku juga bukan termasuk orang mendendam karena aku orang yang rajin beribadah, ramah, suka menolong, suka cuci kaki kalau mau tidur, dan siang makan nasi kalau malam minum susu.
Meskipun namaku Cipta Pratama tapi di sekolah aku sering dipanggil Cici. Cici adalah nama panggilan yang aku dapat karena mataku yang sedikit sipit dan memakai kacamata seperti kokoh tukang handphone di Roxy Mas. Lalu mengapa dipanggil Cici bukannya Kokoh? Karena meskipun laki-laki, aku tidak suka dengan bertarung dan olahraga jenis apapun, hal ini juga merupakan alasanku untuk tidak mengikuti ekskul yang ada di sekolah karena memang tidak ada yang sesuai denganku, jadi tugasku hanya bangun tidur, ke sekolah, belajar dengan baik, dan pulang. Itulah rutinitas ku dari Senin sampai Jum’at, karena itu saat akhir pekan datang aku hanya bisa berkata “HAPPY MARCHING DAY”.
Karena itu mereka memanggilku Cici atau bahkan lebih ekstrem lagi adalah terkadang mereka yang akrab denganku memanggilku dengan sebutan Banci, karena aku lebih suka berteman dengan perempuan terlebih kedua kakakku juga perempuan pernah suatu ketika aku pergi ke salon hanya untuk menemani mama dan kakak-kakakku, tapi karena ada jerawat yang mengganggu di hidung dan mukaku yang terlihat kusam akhirnya aku ikut facial dengan mamaku dan ibu-ibu yang lain dan yang tidak aku sadari juga satu baris di salon tersebut adalah perempuan dan hanya aku yang laki-laki. Tak lama kemudian teman Marching Band sekaligus teman satu sekolahku Methalia Putri bersama mamanya melihatku dan memanggilku dengan keadaan wajahku yang sedang di masker.
“Cipta?” katanya
“Me...Me.. Metha” sahutku kaget
“Lu ngapain disini? Trus itu muka lu kok? Ouh okeh hehehe duluan ya Cici hehehe” katanya sambil melambaikan tangannya padaku seperti banci.
Aku hanya bengong melihatnya disini dan mulai berpikir hal-hal buruk yang akan menimpa kepadaku, dan ternyata benar teman-teman Marching Band dan teman-teman sekolahku dengan resmi memanggilku ‘BANCI’. -_-

Bersambung......
Sampai ketemu hari Kamis, 26 Februari 2015

No comments: